Jumat, 25 November 2011

Klasifikasi Minyak Bumi

A. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Kadar Sulfur
Minyak bumi selalu mengandung sulfur dengan jumlah yang kecil sampai relatip tinggi.
Berdasarkan kadar sulfur, minyak bumi diklasifikasikan sebagai berikut :
Jenis Minyak Bumi
Sulfur  % WT
Non Sulfuris
Sulfur Rendah
Sulfuris
Sulfur Tinggi
0,001  -  0,3   %
0,1   -   1 %
2   -   3
>  3

B. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Specific Gravity
Specific gravity merupakan sifat utama minyak bumi.  Besar specific gravity yang berdasarkan harga ºAPI, minyak bumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Klasifikasi
ºAPI

Minyak Ringan
(Light Gravity

Minyak Sedang
(Intermediate Gravity)

Minyak Berat
(Heavy Gravity)


±   40  -  50


±   15  -  40


±   9  -  15

Makin kecil harga specific gravity berarti makin besar  ºAPI,  minyak banyak mengandung bensin. Makin besar berarti ºAPI  makin kecil minyak banyak mengandung wax atau residu aspal, atau fraksi berat makin besar.

C. Klasifikasi Minyak Bumi Berdasarkan Komposisi Hidrokarbon
Komposisi hydrocarbon  akan menentukan besar harga specific gravity.  Berdasarkan komposisi hydrocarbon, oleh Lane And Garton ( 1934 )  dari US Bureau of Mines dibuat klasifikasi minyak bumi secara umum berdasarkan specific gravity (SG 60 ºF / 60 ºF),  klasifikasi ini dasarnya dari jenis fraksi ( 250 - 275 ºC ) pada tekanan 1 atm dan fraksi ( 275 - 300 ºC ) pada tekanan 400 mm Hg.
Klasifikasi berdasarkan komposisi tersebut adalah :
No.
Klasifikasi
Fraksi I
( 250 - 275 ºC )
Fraksi II
( 275 - 300 ºC )
60 ºF
Sg
60 ºF

º API

60 ºF
Sg
60 ºF

º API

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Paraffin-paraffin
Paraffin Intermediate
Intermediate Paraffin
Intermediate
Intermediate Naftenic
Naftenic Intermediate
Napthenic-napthenic
Paraffin-napthenic
Napthenic paraffinic
< 0.825
< 0.825
0.835 - 0.860
0.825 - 0.860
0.825 - 0.860
< 0.860
< 0.860
< 0.825
< 0.860
> 40
> 40
33 - 40
33 - 40
33 - 40
33 <
33 <
> 40
33 <
< 0.876
0.876 - 0.934
< 0.876
0.876 - 0.934
30.934
0.876 - 0.934
< 0.934
< 0.934
< 0.876
> 30
20 - 30
> 30
20 - 30
20 <
20 - 30
20 <
20 <
30 <

Rabu, 23 November 2011

Klasifikasi Umum Minyak Bumi


Secara umum minyak bumi diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
1.      Minyak bumi dasar paraffin (Paraffine Base)
Minyak bumi ini penyusun utamanya paraffin wax dan sedikit mengandung asphaltic. Sebagian besar terdiri dari paraffin hidrokarbon dan biasanya memberikan hasil yang bagus untuk pembuatan wax dan destilat pelumas.
2.      Minyak bumi dasar asphaltic (Asphalt Base)
Minyak bumi ini mengandung sejumlah besar asphaltic dan sedikit paraffin wax. Hidrokarbon ini sebagian besar terdiri dari naphtene dan sedikit mengandung paraffin hidrokarbon.
3.      Minyak bumi dasar campuran (Intermediate Base / Mix Base)
Minyak bumi ini disusun oleh paraffin wax dan asphaltic dalam jumlah besar, bersama-sama dengan senyawa aromatic, jadi penyusunannya campuran yang seimbang jumlahnya.



Ciri-ciri Paraffin Base dan Asphal Base Crude Oil
Karakteristik
Paraffin Base
Asphal Base
SG Crude Oil
Hasil Gasoline
Angka Oktan Gasoline
Bau Gasoline
Kadar Sulfur pada Fraksi
Titik Asap Kerosine
Angka Cetan Solar
Titik Tuang Solar
Kuantitas Pelumas
Indeks Viskositas Pelumas

Rendah
Tinggi
Rendah
Sweet or sour
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Aromatic sour
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah


Sedangkan ciri- ciri  intermediet base berbeda diantara ciri-ciri  paraffin dan asphalt  base.

Selasa, 22 November 2011

Pemilihan Tangki Timbun untuk LPG


Untuk pemilihan tangki timbun untuk LPG pertama lihat apakah tangki yang diinginkan akan digunakan untuk kapasitas di bawah 10000 BBL, jika iya maka pilihlah tangki jenis bullet bertekanan dan tanpa isolasi.
Kedua, untuk kapasitas antara 10000 – 50000 BBL, maka pilihlah tangki timbun berbentuk spheroid dengan isolasi penuh atau parsial terhadap pendinginan. Dan ketiga, apabila diinginkan menggunakan kapasitas di atas 50000 BBL maka ada 2 solusi, pertama pilih tangki berdinding tunggal atau ganda dengan isolasi terhadap pendinginan pada bagian bawah tangki. Yang kedua pilih penyimpanan frozen earth.

Tangki Timbun

1.        Syarat Tangki Timbun
Persyaratan – persyaratan rancang bangun konstruksi suatu tangki adalah sbb:
·         Memenuhi persyaratan kekuatan, kestabilan konstruksi dan standar.
·         Memenuhi persyaratan keamanan terhadap bahaya kebakaran dan pencemaran lingkungan.
·         Memperkecil terjadinya losses pada produk atau bahan baku yang disimpan.
·         Dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama.
·         Kapasitasnya mencukupi.
·         Tidak meninggalkan segi-segi keindahannya.
·         Faktor pemeliharaan, serta ekonomis dalam pembuatannya
Beberapa faktor yang berhubungan dengan persyaratan tangki :
·         Sifat – sifat kimiawi dan produk yang disimpan seperti :
o   Penguapan
o   Bahan yang mudah terbakar atau mudah meledak
o   Kelarutan
o   Kemudahan bereaksi
o   korosi
·         Biaya pembuatan tangki
·         Pengawasan dan perhitungan dari vapour yang terbuang
·         Perlindungan terhadap isi tangki
·         Peraturan perlindungan lingkungan
·         Keselamatan (safety)
2.        Standar Tangki Timbun
Standar tangki yang digunakan di Indonesia adalah :
·         Royal Dutch / Shell Group Standard.
·         American Petroleum Institute (API) Standard.
Royal Dutch / Shell Group Standard
·         Sistem kode untuk tangki timbun vertikal  adalah sebagai berikut:
·         BHC, BHD, BLD, BNC dan BOT.
·         BHC : Butt welded High pressure Cone fixed roof tank.
·              Untuk diameter : 10, 20, 25, 30, 40, 48, 56, dan 64. ( ft )
·         BHD : Butt welded High pressure Dome fixed roof tank.
·              Untuk diameter : 80, 96, 112, 120, dan 128. ( ft )
·         BLD : Butt welded Low pressure Dome roof tank.
·              Untuk diameter : 80, 96, 112, 120, dan 128. ( ft )
·         BNC : Butt welded Non pressure Cone roof tank.
·              Untuk diameter : 144, dan 160. ( ft )
·         BOT : Butt welded Open Top tank.
American Petroleum Institute (API) Standard
·         API STD 12 A
·         API STD 12 B
·         API STD 12 C
·         API STD 12 D
·         API STD 12 E
·         API STD 12 F
·         API STD 12 G 
·         API STD 650.
3.        Letak Tangki Timbun
Dalam aplikasi di lapangan, letak tangki dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe, yaitu :
·         DIATAS TANAH (ABOVE GROUND TANK-AGT)
·         DIBAWAH TANAH – TANGKI PENDAM (UNDER GROUND TANK-UGT) ATAU BURRIED TANK (BT)
·         SETENGAH PENDAM (SEMI BURRIED TANK-SBT)
4.        Penggolongan Tangki
Tangki dapat digolongkan sebagai berikut :
4.1.       Berdasarkan Jenis Tangki
·      Standard Tank
Tangki standar dengan steel cone / dome roof
·      Conversation Tank
Floating Roof Tank
     Vapour space di permukaan cairan dalam tangki dapat ditiadakan.
Lifter Roof Tank
     Tekanan vapour space berubah dengan perubahan volume vapour.
4.2.       Berdasarkan Tekanan Kerja
·      Atmospheric Tank
1)  Fixed Roof Tank
      -  Cone Roof  Tank
      -  Dome Roof  Tank
      -  Umbrella Roof  Tank
2) Floating Roof  Tank
        Pan Type Floating Roof Tank
        Ponton Type Floating Roof Tank
        Double Deck Type Floating Roof  Tank
3)      Breather Roof Tank
4) Balllon Roof Tank
5) Lifter Roof Tank
·      Pressure Storage Tank
1) Low Pressure Tank
         Hemisperoidal ( Plain & Noded )
         Speroidal ( Plain & Noded )
2) High Pressure Tank
         Cylindrical Tank
         Spheroid Tank
         Sphere Tank

4.3.       Berdasarkan Bentuk dan Posisinya
·      Sphere / Spheroid Tank
·         Tangki ini berbentuk bulat dan dirancang mampu menahan tekanan maksimum yang ditimbulkan oleh uap zat cair tanpa mempergunakan ventilasi. Semakin kecil diameter tangki semakin kuat menahan tekanan dari dalam tangki.
·         Tangki ini digunakan untuk menyimpan LPG dan LNG serta mampu menahan tekanan dari 30 psig sampai dengan 300 psig, tergantung pada diameter dari tangki dan ketebalan dinding tangki tersebut.

·      Horizontal Tank
         Tangki ini berbentuk silinder mendatar dimana pada kedua ujungnya ditutup dengan plat logam yang dilas.
Menurut letaknya dibedakan menjadi:
         Tangki diatas tanah (Above Ground Tank)
         Tangki ini sering dipergunakan untuk menyimpan minyak  (fuel oil) dan cairan yang mengandung chemical.
Tangki dibawah tanah (Under Ground Tank)
         Tangki ini pada umumnya dipergunakan untuk menyimpan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pompa bahan bakar untuk umum station pump booster unit (SPBU)
Tank Car
         Tangki ini sebagai alat untuk transportasi bahan bakar minyak   (BBM) atau non bahan bakar minyak (NBBM) dari depot ke station pump boster unit (SPBU) atau ke konsumen.

·      Vertical Tank
1)  Non Pressure Tank
         Tekanan maksimum : 3,5" H2O
         Vakum maksimum    : 1,0" H2O
2)  Low Pressure Tank
         Tekanan maksimum : 8,0" H2O
         Vakum maksimum    : 2,5" H2O
3)  High Pressure Tank
         Tekanan maksimum : 21,5” H2O
         Vakum maksimum    : 2,5” H2O

4.4.       Berdasarkan Physical Properties Menurut NFPA 30
Klasifikasi  berdasarkan  flash point  minyak yang di timbun  menurut NFPA 30   13:30-12
      
         Flammable Liquids
         Class I A,cairan  yang memiliki  FP < 73 °Fdan boiling point dibawah 100°F
         Class I B,cairan  yang memiliki  FP < 73 °F  dan boiling point diatas 100 °F
         Class I C,cairan  yang memiliki   73 °F   ≤  FP  < 100 °F 
 
         Combustible Liquids
         Class II ,cairan  yang memiliki  FP >100°F dan boiling point dibawah 140°F
         Class III A, cairan  yang memiliki   140 °F ≤  FP  < 200 °F  
         Class III B, cairan  yang memiliki     FP  ≥  200 °F

4.5.       Berdasarkan Konstruksi Atapnya
·      Fixed Roof Tank
Yaitu tangki dengan atap tetap yang dilas pada dinding tangki dan membentuk sedemikian rupa, sehingga apabila terjadi ledakan tangki, atap akan terangkat keatas untuk menghindari pecahnya dinding tangki.
Ditinjau dari bentuk atapnya dibedakan atas
         Fixed Cone Roof Tank ( kerucut )
         Fixed Dome Roof Tank ( kubah )
         Fixed Flat Roof Tank ( mendatar )
         Umbrella Roof Tank ( payung )
         Tangki jenis ini digunakan untuk produk-produk yang mempunyai RVP rendah, sehingga vapour loss dapat diabaikan karena tangki ini mempunyai breathing cycle yang sangat aktif.
·      Floating Roof Tank
·         Yaitu tangki dengan atap terapung, atap tangki dapat bergerak keatas dan kebawah sesuai dengan tinggi permukaan cairan di dalam tangki pada saat itu.
·         Disekeliling atap tangki di lengkapi dengan perapat (seal) untuk menahan uap minyak yang keluar melalui sela-sela diantara atap dengan dinding tangki.
·      Breather Roof Tank
·         Jenis atap sesuai dengan cone roof tank, perbedaan yang utama adalah penyangga atap yang didesain sedemikian rupa sehingga atap dinding dalam bentuk kerucut terbalik. Bila cairan dalam tangki levelnya rendah, maka atap terletak pada support-nya.
·      Ballon Roof Tank
·         Desain dan operasinya serupa dengan breather roof tank, perbedaan besar adalah bentuk atap nya yang lebih besar dari diameter dinding tangki. Karena mempunyai diameter yang lebih besar, maka dapat mengakomodasi kapasitas yang relatif rebih besar pula. Tangki ini atapnya dari baja melengkung sehingga sering menimbulkan retak pada lembaran atap.
·      Lifter Roof Tank
·         Lifter Roof Tank adalah tangki dengan atap yang dapat naik turun sesuai dengan tekanan uap cairan di dalam tangki
·         Disekeliling atap diberi penyekat yang terisi cairan untuk mencegah keluarnya uap cairannya. Jadi tangki ini tidak terdapat kerugian karena tidak menggunakan vent dan ruang uap dalam tangki tidak barhubungan dengan udara luar